Selasa, 03 September 2013

Prolog

 

( 1404M )


Gunung Mahameru adalah gunung suci kediaman para Dewa, dipercaya tempat bersemayam Dewa Siwa, merupakan gunung tertinggi di pulau Jawa. Gunung Meru juga dianggap sebagai rumah para dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan.
Ksatrian Pandu Naga Bhattara berada di kawasan gunung Mahameru, mempunyai tujuh satria yang terkenal dengan jabatan Satria Dharmma Saptanaga. Satria Dharmma Saptanaga adalah sebuah jabatan yang dibentuk enam tahun yang lalu oleh mendiang Ratu Kusumawardhani atas usulan mendiang sang putra mahkota Rajasakusuma.
Ketujuh Satria Dharmma Saptanaga tersebut adalah : Mandhala sebagai pemimpin tertinggi dengan gelar Satria Pandu Naga Bhattara, Thasura bergelar Satria Pandu Naga Surya; Sangkala bergelar Satria Pandu Naga Baskara; lalu Midura bergelar Satria Pandu Naga Raditya dan Minati yang merupakan istri Midura bergelar Satria Pandu Naga Kencanaputri; kemudian Widayaka bergelar Satria Pandu Naga Brama; dan yang terakhir adalah Anaga mempunyai gelar Satria Pandu Naga Diwangkara.
Tugas dan wewenang yang diberikan oleh mendiang Ratu Kusumawardhani kepada para Satria Dharmma Saptanaga adalah untuk meneruskan mengurus dan memperkuat Ksatrian Pandu Naga Bhattara yang telah didirikan oleh mendiang Maharaja Sri Rajasanagara pada masa-masa akhir pemerintahannya dalam melindungi tempat rahasia pembuatan senjata yang berada di lereng Mahameru, tempat pembuatan senjata-senjata terbaik yang pernah ada di seantero Majapahit dimana kualitas senjatanya sangat terjaga dengan baik karena terbuat dari bijih besi dan logam bagus yang terpilih, diolah dengan sangat teliti serta ditempa dengan baik menggunakan api gunung Mahameru.
Setelah Mandhala meneruskan kepemimpinan Ksatrian Pandu Naga bhattara yang sebelumnya dipegang oleh mendiang ayahnya yaitu Wirabhuwana, Mandhala membagi kekuatannya menjadi enam dusun ksatrian.
Dusun Rawisari yang dikepalai oleh Mandhala, merupakan pusat pemerintahan Ksatrian Pandu Naga Bhattara, letaknya berada di suatu lembah di lereng gunung Mahameru pada ketinggian kira-kira 2.700 meter dari permukaan laut.
Sedangkan lima dusun ksatrian yang lain adalah : dusun Kencana Sari  yang berada di sebuah lembah di kaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian kurang lebih 2.200 meter dari permukaan laut dengan luas kira-kira 270 ha, dan tidak jauh dari situ kira-kira tiga ratusan meter atau lima belas menit perjalanan, terdapat dusun Giri Rejo.
 Setelah berjalan sekitar lima kilometer menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, akan terdapat tanah pertanian dengan pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pokok Pine. Lima kilometer kemudian, dibalik lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang dan hutan yang cukup lebat terdapat sebuah dusun bernama Tirta Sari. Di dusun Tirta Sari terdapat sebuah danau yang luas dengan air yang bersih, banyak terdapat ikan, burung belibis liar,  dan memiliki pemandangan indah, terutama di pagi hari pemandangan matahari terbit di celah-celah bukit begitu menawan hati. Dusun Tirta Sari berada pada ketinggian kurang lebih 2.400 meter dari permukaan laut dengan luas kira-kira 14 hektar.
Tidak jauh dari dusun Tirta Sari terdapat kawasan lapangan rumput yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang disekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai tipe ekosistem asli, dan setelah mendaki bukit terjal yang lumayan memeras tenaga, terbentanglah dusun Wanasari. Daerah ini merupakan padang rumput luasnya kira-kira lebih dari 100 Ha, berada pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit–bukit gundul dengan tipe ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasinya berada dibagian atas tebing yang bersatu mengelilingi dusun Tirta Sari. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan.
Dan setelah memasuki hutan cemara yang banyak terdapat menjangan dan berbagai jenis burung, terdapatlah dusun Rawisari dengan padang rumput yang membentang luas dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, dan selanjutnya untuk menuju ke dusun Sindhungrejo diperlukan perjalanan dengan jarak tempuh limaratusan meter ke arah Timur, kemudian belok ke Selatan, sedikit menuruni padang rumput Rawisari.
Dusun Sindhungrejo berjarak kurang lebih satu jam dari Rawisari melalui hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Sindhungrejo berada pada ketinggian 2.900 meter dari permukaan laut, merupakan daerah yang berada dilereng puncak Gunung Mahameru.
Ksatrian Pandu Naga Bhattara saat ini merupakan salah satu benteng terpenting bagi Kadaton Wetan atau Istana Timur yang beribu kota di Lamajang, karena merupakan sumber utama pasokan senjata tempur terbaik yang pernah ada guna menghadapi ancaman akibat pergolakan yang terjadi dengan Kadaton Kulon atau Istana Barat yang makin memanas.  
Menurut Raja Wikramawardhana, dukungan ksatrian Pandu Naga Bhattara kepada Ra Dyan Girikusuma merupakan sebuah bentuk tindak pengkianatan terbesar terhadap pemerintahannya, hal inilah yang menjadi salah satu alasan terjadinya pertempuran di Gunung Mahameru.

___