( 1404M )
Gunung Mahameru adalah gunung
suci kediaman para Dewa, dipercaya tempat bersemayam Dewa Siwa, merupakan
gunung tertinggi di pulau Jawa. Gunung Meru juga dianggap sebagai rumah para
dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung diantara bumi (manusia) dan Kayangan.
Ksatrian Pandu Naga Bhattara
berada di kawasan gunung Mahameru, mempunyai tujuh satria yang terkenal dengan jabatan Satria Dharmma
Saptanaga. Satria Dharmma Saptanaga adalah sebuah jabatan yang dibentuk enam
tahun yang lalu oleh mendiang Ratu Kusumawardhani atas usulan mendiang sang
putra mahkota Rajasakusuma.
Ketujuh Satria Dharmma
Saptanaga tersebut adalah : Mandhala sebagai pemimpin tertinggi dengan gelar
Satria Pandu Naga Bhattara, Thasura bergelar Satria Pandu Naga Surya; Sangkala
bergelar Satria Pandu Naga Baskara; lalu Midura bergelar Satria Pandu Naga
Raditya dan Minati yang merupakan istri Midura bergelar Satria Pandu Naga Kencanaputri;
kemudian Widayaka bergelar Satria Pandu Naga Brama; dan yang terakhir adalah
Anaga mempunyai gelar Satria Pandu Naga Diwangkara.
Tugas dan wewenang yang
diberikan oleh mendiang Ratu Kusumawardhani kepada para Satria Dharmma
Saptanaga adalah untuk meneruskan mengurus dan memperkuat Ksatrian Pandu Naga
Bhattara yang telah didirikan oleh mendiang Maharaja Sri Rajasanagara pada
masa-masa akhir pemerintahannya dalam melindungi tempat rahasia pembuatan
senjata yang berada di lereng Mahameru, tempat pembuatan senjata-senjata
terbaik yang pernah ada di seantero Majapahit dimana kualitas senjatanya sangat
terjaga dengan baik karena terbuat dari bijih besi dan logam bagus yang
terpilih, diolah dengan sangat teliti serta ditempa dengan baik menggunakan api
gunung Mahameru.
Setelah Mandhala meneruskan
kepemimpinan Ksatrian Pandu Naga bhattara yang sebelumnya dipegang oleh
mendiang ayahnya yaitu Wirabhuwana, Mandhala membagi kekuatannya menjadi enam dusun
ksatrian.
Dusun Rawisari yang dikepalai
oleh Mandhala, merupakan pusat pemerintahan Ksatrian Pandu Naga Bhattara,
letaknya berada di suatu lembah di lereng gunung Mahameru pada ketinggian
kira-kira 2.700 meter dari permukaan laut.
Sedangkan lima dusun ksatrian yang
lain adalah : dusun Kencana Sari yang berada di sebuah lembah di kaki gunung Mahameru,
terletak pada ketinggian kurang lebih 2.200 meter dari permukaan laut dengan
luas kira-kira 270 ha, dan tidak jauh dari situ kira-kira tiga ratusan meter
atau lima belas menit perjalanan, terdapat dusun Giri Rejo.
Setelah berjalan sekitar lima kilometer menyusuri lereng
bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, akan terdapat tanah
pertanian dengan pemandangan sangat indah ke
arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pokok Pine. Lima kilometer kemudian,
dibalik lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang dan hutan yang
cukup lebat terdapat sebuah dusun bernama Tirta Sari. Di dusun Tirta Sari terdapat sebuah danau yang luas dengan air
yang bersih, banyak terdapat ikan, burung belibis liar, dan memiliki pemandangan indah,
terutama di pagi hari pemandangan matahari
terbit di celah-celah bukit begitu menawan hati.
Dusun Tirta Sari berada pada ketinggian kurang lebih 2.400 meter
dari permukaan laut dengan luas kira-kira 14 hektar.
Tidak jauh dari dusun Tirta
Sari terdapat kawasan lapangan rumput yang relatif datar ditengah-tengah
kawasan yang disekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang
bercirikan rumput sebagai tipe ekosistem asli, dan setelah mendaki bukit terjal
yang lumayan memeras tenaga, terbentanglah dusun Wanasari. Daerah ini merupakan
padang rumput luasnya kira-kira lebih dari 100 Ha, berada
pada sebuah lembah yang dikelilingi bukit–bukit gundul dengan tipe ekosistem
asli tumbuhan rumput, lokasinya berada dibagian atas tebing yang bersatu
mengelilingi dusun Tirta Sari. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan
hamparan rumput yang berwarna kekuningan.
Dan setelah memasuki hutan cemara yang banyak terdapat menjangan
dan berbagai jenis burung, terdapatlah dusun Rawisari dengan padang rumput yang
membentang luas dikelilingi bukit dan gunung dengan
pemandangan yang sangat indah, dan selanjutnya untuk menuju ke dusun
Sindhungrejo diperlukan perjalanan dengan jarak
tempuh limaratusan meter ke arah Timur, kemudian belok ke Selatan, sedikit
menuruni padang rumput Rawisari.
Dusun Sindhungrejo berjarak
kurang lebih satu jam dari Rawisari melalui
hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Sindhungrejo berada pada ketinggian 2.900 meter dari permukaan laut, merupakan
daerah yang berada dilereng puncak Gunung Mahameru.
Ksatrian Pandu Naga Bhattara saat
ini merupakan salah satu benteng terpenting bagi Kadaton Wetan atau Istana
Timur yang beribu kota di Lamajang, karena merupakan sumber utama pasokan
senjata tempur terbaik yang pernah ada guna menghadapi ancaman akibat
pergolakan yang terjadi dengan Kadaton Kulon atau Istana Barat yang makin
memanas.
Menurut Raja Wikramawardhana, dukungan ksatrian
Pandu Naga Bhattara kepada Ra Dyan Girikusuma merupakan sebuah bentuk tindak
pengkianatan terbesar terhadap pemerintahannya, hal inilah yang menjadi salah
satu alasan terjadinya pertempuran di Gunung Mahameru.
___